BOILER
I. PENDAHULUAN
Uap air yaitu gas yang timbul akibat perubahan fase air
menjadi uap dengan cara pendidihan (boiling). Untuk melakukan proses pendidihan
diperlukan energi panas yang diperoleh dari sumber panas, mislnya dari
pembakaran bahan bakar (padat, cair, gas), tenaga listrik dan gas panas sebagai
sisa proses kimia serta tenaga nuklir.
Sudah beribu-ribu tahun tahun manusia melakukan proses
perebusan (boiling) air menjadi uap air, tetapi baru dua abad ini mereka baru
menemui bagaimana untuk mempergunakan uap untuk kepentingan mereka yaitu dengan
diciptakannya boiler. Boiler menghasilkan uap dan uap yang dihasilkan ini dapat
dugunakan untuk membangkitkn listrik, menggerkkan turbin dan sebagianya.
II. KLASIFIKASI BOILER
Boiler pada dasarnya terdiri dari lumbung (drum) yan
tertutup pada ujung pangkalnya dan dalam perkembangannya dilengkapi dengan pipa
api maupun pipa air. Banyak orang mengklsifikasikan boiler tergantung pada
sudut pandang masing-masing. Pada makalah ini boiler diklasifikasikan dalam
kelas yaitu :
1. Berdasarkan fluida yang mengalir dalam pipa, maka
boiler dikalsifikasikan sebagai :
a. Boiler pipa api (fire tube boiler)
b. Boiler pipa air (water tube boiler)
Pada boiler pipa api, fluida yang mengalir dalam adalah
gas nyala (hasil pembakaran) yang membawa energi panas, yang segera
mentransfernya ke air ketel melalui bidang pemanas. Tujuan pipa-pipa api ini
adalah untuk memudahkan distribusi panas kepada air ketel. Sedang untuk boiler
pipa air fluida yang mengalir dalam pipa adalah air, energi panas yang
ditransfer dari luar pipa (yaitu berasal dari ruang dapur/furnace) ke air
ketel.
2. Berdasarkan pemakaiannya boiler dapat diklasifikasikan
sebagai :
a. Ketel stasioner (stationer boiler) atau boiler tetap.
b. Boiler mobile atau disebut juga boiler portable.
Yang termasuk stasioner ialah boiler-boiler yang
didudukan pada pondasi tetap seperti boiler untuk pembankit tenaga listrik,
untuk industri dan sebagainya.
Yang termasuk boiler mobile ialah boiler yang dipasang
pada pondasi yang dapat berpindah-pindah, seperti boiler lokomotif, boiler
panjang dan sebagainya termasuk juga boiler pada kapal.
3. Berdasarkan letak dapur (furnace position), boiler
diklasifikasikan sebagai :
a. Boiler dengan pembakaran di dalam (internal fired
steam bolier) dalam hal ini dapur barada (pembakaran terjadi) di bagian dalam
boiler. Kebanyakan boiler pipa api memakai sistem ini.
b. Boiler dengan pembakaran di luar (outernallyfired
steam boiler), dalam hal ini dapur berada (pembakaran terjadi) di bagian luar
boiler, kebanyakan boiler pipa air memakai sistem ini.
4. Menurut jumlah lorong (boiler tube), boiler
diklasifikasikan sebagai :
a. Boiler dengan lorong tunggal (single tube steam
boiler).
b. Boiler dengan loron ganda (multi tubuler steam
boiler).
Pada single tube steam boiler, hanya terdapat satu lorong
saja, apakah itu lorong api atau saluran air saja. Cornish boiler adalah single
fire tube boiler dan simple vertical boiler adalah single water tube boiler.
Multi fire tube boiler misalnya boiler scotch dan multi
water tube boiler misalnya boiler B dan W dan lain-lain.
5. Berdasarkan pada poros tutup drum (shell), boiler
diklasifikasikan sebagi :
a. Boiler tegak (vertikal steam boiler), seperti boiler
Cochran, boiler Clarkson dan sebagainya.
b. Boiler mendatar (horizontal steam boiler), seperti
boiler Cornish, Lancashire, Scotch dan sebagainya.
6. Menurut bentuk dan letak pipa, boiler diklasifikasikan
sebagai :
a. Boiler dengan pipa lurus, bengkok dan berlekak-lekuk
(straight, bent and sinous tubuler heating surface)
b. Boiler dengan pipa miring-datar dan miring tegak.
7. Menurut sistem peredaran air boiler diklasifikasikan
sebagai berikut :
a. Boiler dengan peredaran secara natural.
b. Boiler dengan peredaran paksa.
Pada boiler dengan perdaran secara natural air dalam
boiler beredar/bersirkulasi secara alami, yaitu air yang ringan naik sedang air
yang berat turun, sehingga terjadilah aliran konveksi alami. Umumnya Boiler
beroperasi secara alami seperti boiler Lancarshire, Babcock & Wilcox dan
lain-lain.
Pada boiler dengan sirkulasi paksa, aliran paksa
diperoleh dari sebuah pompa centrifugal yang digerakkan dengan elektrik motor.
Sistem aliran paksa biasanya dipakai pada boiler bertekanan tinggi.
Berdasarkan
pada sumber panasnya untuk pembuatan uap, boiler diklasifikasikan
Boiler
dengan bahn bakar alami
Boiler
dengan bahan bakar buatan
Boiler
dengan dapur listrik
Boiler
dengan energi nuklir.
III. FUNGSI BOILER
Boiler berfungsi sebagai pesawat konversi energi yang
mengkonversikan energi kimia (potensial) dari bahan bakar menjadi energi panas.
Boiler terdiri dari dua komponen utama yaitu :
1. Dapur (furnace), sebagai alat untuk mengubah energi
kimia menjad energi panas.
2. Alat penguap (eveporator) yang mengubah energi
pembakaran (energi panas) menjadi energi potensial uap.
Kedua komponen tersebut di atas telah dapat untuk
memungkinkan sebuah boiler untuk berfungsi. Sedangkan komponen lainnya adalah :
Corong asap
dengan sistem tarikan gas asapnya, memungkinkan dapur berfungsi secara efektif.
Sistem
perpipaan, seperti pipa api pada boiler pipa api, pipa air pad boiler pipa air
memungkinkan sistem penghantaran kalor yang efektif antara nyala api atau gas
panas dengan air boiler.
Sistem pemanas
uap lanjut, sistem pemanas udara pembakaran serta sistem pemanas air pengisi
boiler berfungsi sebagai alat untuk menaikan efisiensi boiler.
Agar sebuah boiler dapat beropersi dengan aman, maka
perlu adanya sistem pengamanan yang disebut apendasi.
IV. APLIKASI BOILER PADA INDUSTRI PEMBANGKIT LISTRIK
Setelah kita mengetahui jenis dan tipe boiler serta
fungsi boiler dan komponennya dari uraian di atas, maka akan menjadi lebih
jelas lagi bagaimana cara kerja boiler dalam suatu sistem pembangkit listrik.
Dalam makalah ini sistem yang kita ambil sebagai aplikasi contoh adalah sistem
pada PLTU Paiton khususnya pada PT. YTL Jawa Timur
PROSES DASAR PRODUKSI LISTRIK
Di dalam PLTU batubara atau coal fired power plant ,
energi panas batubara dikonversikan ke dalam energi listrik dengan bantuan
boiler , turbin dan generator. Batubara dari tempat penyimpanannya di bawa ke
tempat penampungan batubara di area boiler setelah terlebih dahulu dihancurkan
di ruangan penghancur batubara. Batubara tersebut kemudian disalurkan ke
pengumpan batubara ( coal feeder ) yang dilengkapi alat pengatur aliran untuk
dihaluskan pada mesin penghalus ( pulveriser atau coal mill ) sehingga
dihasilkan tepung batubara yang halus. Batubara halus di dorong dengan udara
panas yang dihasilkan dari Primary Air Fan dan dibawa ke pembakar batubara
dengan cara di injeksikan ke ruang bakar boiler ( furnace ). Di sini tepung
batubara yang keluar dari corner ( sudut – sudut boiler ) dibakar bersama- sama
dengan udara panas dan api yang di injeksikan ke ruang bakar secara bersamaan.
Udara panas yang masuk ke furnace dihasilkan dari fan yang disebut Forced Draft
Fan , sedangkan api di hasilkan dari pemantik api atau ignitor.
Panas yang di hasilkan dari proses pembakaran ini melalui
proses perpindahan panas secara konveksi akan mengubah air yang mengalir dalam
pipa – pipa yang ada di dalam boiler menjadi uap jenuh ( saturated steam ) .
Uap panas ini kemudian di panaskan lebih lanjut oleh super heater sampai
menjadi uap panas kering ( dry super heated steam ) sehingga efisiensi boiler
makin tinggi. Uap panas kering kemudian disalurkan ke turbin bertekanan tinggi
dengan bantuan pipa – pipa tebal bertekanan tinggi dimana steam itu dikeluarkan
lewat nozzle – nozzle mengenai baling –baling turbin. Saat mengenai baling –
baling, energi kalor yang dimiliki steam akan berubah menjadi energi kinetik
dan menggerakkan baling – baling turbin dan shaft turbin yang disambungkan
dengan generator ikut berputar.
Shaft yang disambungkan dengan generator berupa silinder
elektromagnetik besar sehingga ketika turbin berputar generator ikut berputar
,yaitu bagian rotor.Rotor generator tergabung dengan stator.Stator adalah
bagian generator yang tidak ikut berputar , berupa gulungan yang menggunakan
batang tembaga sebagai pendingin internal.Listrik dihasilkan dalam batang –
batang tembaga stator dengan elektostatik di dalam rotor melalui putaran
magnet. Listrik yang dihasilkan bertegangan 21 kV dan dengan trafo step up
dinaikkan menjadi 500 kV , sesuai tegangan yang diminta PLN . Lihat gambar
sistem pada lampiran .
BOILER MASTER SYSTEM
Coal fired power plant atau pembangkit listrik tenaga uap
merupakan pembangkit listrik dengan menggunakan uap sebagai tenaga
pembangkitnya.Untuk fungsi ini powerplant ini dapat dibagi menjadi dua bagian
penting yaitu boiler master dan turbine master .Uap yang digunakan untuk
pembangkit listrik ini dihasilkan dari proses perubahan wujud dari air ke uap
yang dilakukan oleh boiler yang merupakan bagian dari boiler master .Sehingga
boiler merupakan suatu komponen dalam power plant yang berfungsi untuk mengubah
air menjadi uap melalui serangkaian proses yang kompleks dimana didalamnya
terjadi perpindahan panas dan konversi energi dari kimia ke panas
Jenis boiler yang digunakan pada unit 5 dan 6 adalah tipe
menggantung dengan pengontrol sirkulasi (controlled circulation) yaitu
sirkulasi air dan uap pada boiler tidak terjadi secara natural tapi dipaksa
dengan pompa BWCP ( Boiler water Circulating Pump) , hal ini memudahkan dalam
pengoperasian boiler untuk menyesuaikan dengan kebutuhan air dan uap agar sesuai
dengan beban yang diinginkan.Boiler ini didesain dengan satu kali proses
pemanasan kembali (reheat) Boiler merupakan .suatu komponen besar yang terdiri
dari komponen-komponen utama dan komponen pembantu agar dalam proses kerjanya
mencapai efisiensi optimum.
Dalam pengoperasian boiler,ada beberapa parameter yang
harus diperhatikan yaitu :
™ Aliran uap (Steam Flow )
Yaitu banyaknya uap yang harus dihasilkan boiler pada
tingkat pengoperasian tertentu .Pengoperasian pada MCR (Maximum Continous
Rating) merupakan pengoperasian boiler pada tingkat aliran uap maksimum yang
bisa dijalankan secara berkelanjutan.Jika melebihi tingkat ini bisa merusak
peralatan ataupun meningkatkan biaya perawatan.
Control Load untuk beban penuh aliran uap sekitar 48% dan
sekitar 47 % untuk aliran uap pada tingkat MCR. Control load merupakan titik
dimana suhu uap utama maupun uap pemanasan ulang telah mencapai titik desain
kerjanya ( kondisi stabil )
™ Tekanan Boiler
Untuk mendapatkan energi yang sesuai dengan kebutuhan
turbin agar dapt menggerakkan generator,maka tekanan uap panas kering yang
dihasilkan pun harus sesuai dengan kebutuhan beban.Dalam hal ini ,tekanan uap
dapat diatur melalui reheater dan superheater.
™ Temperatur Uap
Dalam proses konversi wujud dari cair menjadi uap,air
perlu dipanaskan dalam furnace.Panas yang dihasilkan dari proses pembakaran
dalam furnace tersebut juga harus diperhatikan agar suhu uap yang dihasilkan
memenuhi standar yang ditentukan.Karena jika suhu uap kurang maka efisiensi
akan turun tapi jika terlalu tinggi akan berpengaruh pada gas buangnya.
™ Efisiensi Boiler
Untuk melihat apakah desain suatu boiler telah tepat
ditentukan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi,diantaranya kegunaan unit
boiler itu sendiri yaitu apakah uap yang harus dihasilkan konstan atau
bervariasi sesuai kebutuhan generator pembangkit listrik. Selanjutnya yang
menentukan juga adalah jenis dan kualitas bahan bakar yang akan dibakar :
apakah padat,cair atau gas.Seberapa banyak uap harus dihasilkan tiap jamnya
apakah ratusan atau bahkan jutaan pon tiap jamnya juga perlu dipertimbangkan
dalam desain.
Pembentukan uap yang dipengaruhi penyerapan panas harus
memenuhi setidaknya komponen berikut ini :
· Tekanan kerja tiap bagian dari boiler,hal ini penting
untuk distribusi dan pemenuhan kebutuhan sistem dalam proses pengubahan air
menjadi uap.
· Struktur power plant yang tepat untuk tipe proses
pembakaran yang dipilih.
· Ukuran yang tepat dan pengaturan permukaan perpindahan
panas untuk penyerapan panas saat proses pembakaran.
· Perlengkapan yang dibutuhkan selama proses .Alat untuk
memasukkan udara, bahan bakar dan mengalirkan air.Piranti untuk memindahkan
hasil pembakaran dan sistem pengendalian proses.
Permukaan penyerapam panas boiler dirancang untuk
efisiensi dan biaya yang optimum agar empat tujuan dasar boiler tercapai yaitu
:
1. Uap kering yang dihasilkan memilki tingkat kemurnian
yang tinggi dalam keadaan apapun.
2. Pemanasan super terhadap uap kering sementara menjaga
suhu tidak melebihi dari kondisi operasional boiler.
3. Pemanasan ulang terhadap uap yang tekanannya turun
untuk digunakan kembali oleh turbin sementara menjaga suhu tidak melebihi dari
kondisi operasional boiler.
4. Mengurangi suhu gas buang untuk meminimalkan rugi-rugi
panas , mengendalikan korosi dan menghasilkan emisi yang tidak melebihi
ketentuan.
Efisiensi termal adalah indikator seberapa baik kemampuan
input panas boiler untuk menghasilkan uap pada suhu dan tekanan yang diminta.
Adanya prinsip ekonomi dan biaya bahan bakar membuat powerplant harus
beroperasi seefisien mungkin. Unit 5 dan 6 didesain dengan efisiensi 92,5 –
93,5 % tergantung kondisi operasional boiler ,pada MCR ,normal full load atau
pada control load conditions.Untuk membandingkan performance boiler pada
kondisi sekarang dengan kondisi desain awal nya ada tiga parameter yang bisa
diperiksa.
® Fuel analysis
Analisa ini dilakukan untuk mengatuhi kandungan oksigen
,hidrogen dan karbon yang terdapat dalam bahan bakar yang digunakan.Karena
kualitas bahan bakar dulu dengan sekarang bisa sangat berbeda.Perbedaan ini
berpengaruh terhadap kebutuhan udara dan panas yang dilepaskan di ruang bakar
,begitu juga dengan massa aliran gas buang yang meninggalkan ruang bakar.
® Feedwater temperature
Perubahan suhu air yang masuk ke boiler menentukan
tingkat pembakaran yang diperlukan di furnace ,lebih lanjut akan mempengaruhi
panas yang dihasilkan dan banyaknya massa aliran.
® Excess Air
Banyaknya udara yang masuk ruang bakar berpengaruh
terhadap jumlah panas yang dibawa dari furnace ( dry gas loss ) , banyaknya
udara yang keluar merupakan faktor penting untuk menghitung efisiensi boiler.
Komponen Utama Boiler
Boiler dapat dikategorikan menjadi 2 macam berdasarkan
segi konstruksinya, yakni boiler pipa api dan boiler pipa air.Jenis boiler yang
digunakan di unit 5 dan 6 PLTU Paiton adalah boiler pipa air dimana fluida
airnya berada dalam pipa sedangkan api atau gas hasil pembakaran berada di luar
pipa.Tinggi bolier ini mencapai lebih kurang 60 meter yang dibagi menjadi tiga
elevasi,dengan masing – masing corner pada tiap elevasinya terdapat 2 mill , 4
oil gun , 4 windbox dan ignitor.
Bahan bakar utama yang digunakan boiler adalah batubara,
sedangkan solar hanya digunakan untuk pembakaran awal ketika start up dan
apabila telah memenuhi temperatur yang dikehendaki maka diganti dengan
batubara.Udara pembakaran diberikan oleh FD Fan setelah sebelumnya dipanaskan
di Air Heater.Sedangkan ID Fan digunakan untuk menghisap dan mensirkulasikan
gas buang dari furnace hingga ke stack sehingga tekanan dalam boiler adalah
nol.
Pipa – pipa penguap air dalam boiler dipasang sedemikan
rupa sehingga tersusun seperti dinding furnace.Pipa – pipa ini merupakan pipa
panjang dengan ketebalan bervariasi pada sepanjang pipa.Pipa – pipa tersebut
menerima panas secara radiasi.
Boiler ini dilengkapi dengan Steam Drum yang ditempatkan
di luar furnace.Air pengisi pipa – pipa dalam furnace diperoleh dengan cara
dipompa oleh Feed Water Pump (BWCP) dimana sebelumnya telah dipanaskan oleh
High pressure heater dan Economizer . Kemudian Boiler Water Circulating Pump
(BWCP) memompa air dari Steam Drum menuju Evaporator sehingga menjadi uap dan
masuk ke dalam Steam Drum kembali.Dalam Steam Drum air dipisahkan dari uapnya,
air yang telah dipisahkan akan disalurkan melalui Lowering Header yang ada di
bawah tungku yang akan membagi air masuk ke pipa – pipa penguap (riser) yang
tersusun di sekeliling dinding furnace.Pipa – pipa penguap yang ada pada
dinding di bawah drum akan langsung bermuara pada Steam Drum, sementara yang
ada pada dinding lainnya akan bermuara pada Steam Header (Tabung Pengumpulan
Uap).
Dari Steam Header ini, uap basah yang terbentuk akan
masuk ke Superheater, sedangkan yang masih berupa air akan disalurkan kembali
melalui Down Comer dengan bantuan pipa.Uap yang dihasilkan setelah Superheater
adalah uap kering yang disebut juga dengan Main Steam. Main Steam inilah
merupakan uap yang siap digunakan untuk menggerakkan HP Turbine(High Pressure
Turbine).Karena pada turbin ini mengalami ekspansi, maka temperatur dan tekanannya
menurun sehingga pada keluaran HP Turbine terbentuk uap jenuh yang disebut Cold
Steam.Uap jenuh ini tidak langsung disalurkan ke IP Turbine(Intermediate
Pressure Turbine)., melainkan dipanaskan kembali di Reheater baru kemudian
digunakan untuk menggerakkan IP Turbine.Uap keluaran dari IP Turbine dialirkan
ke LP Turbine (Low Pressure Turbine)1 dan 2.Lebih jelas tentang siklus yang
dijelaskan diatas pada gambar 1 water steam cycle lampiran .
Dalam kejadian dilapangan beban operasional boiler tidak
selalu konstan tapi bervariasi sesuai permintaan konsumen.Untuk mengatasi hal
ini maka saat boiler mengalami perubahan beban, ada beberapa komponen yang
harus disesuaikan agar uap yang dihasilkan seimbang.
Saat ada perintah untuk mengubah beban,maka secara
otomatis perintah penyesuaian itu disampaikan ke boiler master agar komponen
yang termasuk didalamnya bisa menyesuaikan sehingga rasio udara dan bahan bakar
stabil . Diantaranya jika beban boiler berubah maka kapasitas bahan bakar
berubah yaitu dengan mematikan atau menghidupkan mill pada elevasi tertinggi
secara bertahap. Selain itu,perubahan juga diikuti oleh serangkaian alat
pendukungnya ,misalnya pengaturan udara pembakaran oleh FD fan,pengaturan
posisi naik turun windbox untuk mendapat bola api yang diinginkan dan lain
sebagainya.
Adapun bagian utama yang menyusun Boiler adalah sebagai
berikut :
1. Economizer
Berfungsi untuk memanaskan air setelah melewati High
Pressure Heater.Pemanasan dilakukan dengan memanfaatkan panas dari flue gas
yang merupakan sisa dari pembakaran dalam furnace.
Temperatur air yang keluar dari Economizer harus dibawah
temperatur jenuhnya untuk mencegah terjadinya boiling dalam Economizer.Karena
perpindahan panas yang terjadi dalam Economizer merupakan konveksi, maka menaikkan
luas permukaan akan mempermudah perpindahan panas ke air.Inilah sebabnya
mengapa desain pipa Economizer dibuat bertingkat .
Keuntungan:
· Meningkatkan efisiensi unit karena dengan memanfaatkan
kalor flue gas untuk memanaskan air, dapat mengurangi kebutuhan kalor yang
besar untuk pemanasan air sampai terbentuk uap kering pada Superheater.
· Biaya Operasi lebih ekonomis karena jumlah bahan bakar
untuk pemanasan pada Superheater menjadi lebih sedikit.
· Maintenance Cost dapat dihemat karena dengan adanya
Economizer, thermal shock pada pipa boiler dapat dihindari.
Kerugian :
· Desain pipa yang bertingkat akan menimbulkan masalah
abu, terutama bila batubara yang digunakan kadar abunya tinggi.
2. Superheater
Berfungsi untuk memanaskan uap dari Steam Drum menjadi
uap panas lanjut (main steam).Main steam digunakan untuk melakukan kerja dengan
ekspansi dalam turbin.
Superheater memiliki lima bagian utama, yaitu :
1. Superheater (SH) Vertical Platens
2. SH Division Panel
3. Low Temperature SH Pendant
4. Low Temperature SH Horizontal
5. Back Pass and Roof
3. Reheater
Berfungsi untuk memanaskan kembali uap yang telah
mengalami ekspansi dalam turbin.Uap keluaran turbin berupa cold steam sehingga
perlu dipanaskan kembali dan dimasukkan kembali ke dalam Boiler . Reheater
kemudian memasuki Front Reheater dan keluar melalui Reheater Vertical Spaced
Front Outlet Header menuju IP Turbine.
4. Main Steam Drum
Fungsi utamanya adalah untuk memisahkan uap dari campuran
air dan uap yang masuk ke steam drum .Selain itu juga berfungsi untuk
mendistribusikan feedwater,membuang kontaminan dari air boiler , menambahkan
bahan kimia, dan mengeringkan uap setelah dipisahkan dari air. Uap berada pada
bagian atas bejana dan air berada pada bagian bawah.Air dari Steam Drum
disalurkan ke Evaporator dengan cara dipompa oleh BWCP.
Uap dan air dalam steam drum dipisahkan dengan tiga
tahap,primary , secondary dan drying . Tahap primary dan secondary dilakukan
oleh turbo separator dan plat yang berombak – ombak melakukan tahap
drying.Fungsi utama dari alat pemisah ini adalah untuk memindahkan uap dari air
boiler dan untuk mengurangi campuran yang terdapat dalam uap sebelum
meninggalkan steam drum.
5. Down Comer
Merupakan saluran air dari Steam Drum ke Header
(Pengaman) yang berada di bawah ruang bakar dimana dari header butir – butir
air panas akan dipanaskan melalui pipa – pipa yang tersusun di dinding
furnace.Pada Down Comer bagian bawah terdapat suatu pompa yang disebut dengan
Boiler Water Circulating Pump (BWCP) yang digunakan untuk mengatur sirkulasi
air yang akan dipanaskan atau diuapkan.Ada enam downcomer dengan O.D.16” (
406.4 mm).
6. Furnace
Merupakan ruang bakar yang pada dindingnya tersusun pipa
– pipa.
7. Blow Down
Untuk mengontrol kualitas air serta mengurangi kandungan
zat padat (Silika) dalam air sehingga tidak terbentuk kerak hangus pada
furnace. Alat ini akan bekerja secara otomatis saat sensor menunjukkan
kandungan silika dalam air melebihi standar.Ia akan membuang sebagian kecil air
dari drum ( 1 % sampai 2 % dari tingkat penguapannya)
Dikondisikan oleh : Jk ling (mci steel.pt)
0 komentar:
Posting Komentar